ZONA CADAS | News - Cukup sedikit band sludge metal lokal yang merilis rekamannya secara
layak. Tidak dengan GODPLANT, band sludge metal asal Jakarta ini. Debut
album ‘Turbulensi’ membuktikan ketika doom metal diramu dengan hardcore
punk juga Southern rock dan digarap secara serius, bisa mendapatkan
dampak yang maksimal. Sound berat yang kasar atau kesat, dengan vokal
yang cenderung berteriak bukan dinyanyikan merdu, instrumen-instrumen
musik dengan distorsi berat dan juga tempo yang seringkali berubah
drastis secara kontras, menjadikan GODPLANT adalah band sludge metal
yang mulai diperhitungkan dalam skena musik ekstrim Indonesia.
Sejak terbentuk sekitar tahun 2013, GODPLANT cukup rajin bergerilya
meninggalkan jejak di gigs underground Jabodetabek. Mereka juga sempat
merilis sebuah rekaman demo berformat kaset beberapa waktu lalu dengan
judul ‘Preambule’ yang habis dalam waktu singkat.
Vokalis Edo Raditya aka Litong, gitaris Riza Prawiro aka Oyoy, bassis
Bahrul Ulum, dan drummer Gilang Firdauzi aka Gicing merekam
‘Turbulensi’ di Studio 88 di kawasan Cibubur, Jakarta Timur setahun
lalu, baru kemudian mixing dan mastering dikerjakan oleh Gema Pasha
Randita di Plug Studio [Hurt ‘Em, Straight Answer, Modern Guns] juga di
Cibubur. Tema lirik yang diangkat banyak bertemakan tentang kritik
sosial dan realita masyarakat yang kemudian dibalur dengan idiom-idiom
psikadelik. Artwork-nay sendiri yang kontras dengan musik GODPLANT,
dikerjakan oleh ilustrator komik dan seniman mural jalanan, Shane
Tortilla, yang bagi penggemar komik lokal sudah tidak asing lagi dengan
salah satu karyanya, Ponytale.
28 Maret 2018 ini GODPLANT merilis ‘Turbulensi’ dalam format CD lewat
label musik cadas independen, Lawless Jakarta Records. 12 tracks padat
dengan heaviness ala Black Sabbath dan Black Flag. Berisaplah untuk
diluluh lantakkan oleh ‘Turbulensi’! (Obz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar