sponsor

Slider

Events

Zona Cadas

Interview

Album Review

Band Profile

Info Cadas

Cover Album

Biografi : LUMPUR

 
LUMPUR

● Band : LUMPUR
● Since : 11 November 1994
● Genre : Brutal Death Metal
● Hometown : Bandung, Jawa Barat, Indonesia
● Personil
Fadly - vocal
Putra - Guitar
Andre - Guitar
Dicky - Bass
Ari bejo - Drum
● Record Label : NEW STANDARD ELITE (USA)
● Contact : +6285722164606 / +6285722926842.
BB. 2A77E5A9 / 25841FDC
● Web/Social Media :
http://www.facebook.com/LUMPUR.Official
http://www.youtube.com/lumpurindo
http://www.twitter.com/Lumpur_Official
http://www.reverbnation.com/lumpur
http://www.last.fm/music/Lumpur

Biografi Band LUMPUR
Zona Cadas - LUMPUR Terbentuk dipenghujung 1994, tepatnya di kota Bandung tanggal 11 November 1994 mereka menamakan dirinya LUMPUR,  dengan line up orsinilnya Iye, Mimi, Diki, dan Dida yang saat itu terinfluence band yang berasal dari Belanda semisal SINISTER.  Mereka akhirnya pekat terkontaminasi DEATH METAL. Namun  sangat disayangkan, setelah melewati banyak event, band ini  dilanda kevakuman. Meskipun eksis kembali setelah beberapa  bulan lamanya mengikuti event-event Underground, kondisi band  makin memburuk. Mereka hanya bertahan selama satu tahun.  Sejak itu Lumpur kembali di landa kevakuman karena dua orang  pioneernya, posisi bass dan drum mengundurkan diri. Totally,  band ini vakum selama satu tahun enam bulan

Perjuangan seakan tak mengenal kata lelah. Akhirnya, setelah  sekitar 3 tahun tak menentu, LUMPUR kembali merangkak aktif di- scene underground Indonesia pada pertengahan tahun 1999. Beserta line up fresh-nya dengan orang yang sudah lama berkecimpung di dunia underground, LUMPUR akhirnya
mempunyai adrenaline baru seperti Kamal (Vokal), Aief (Bass), Agus (Drum), dan Putra sebagai Lead Guitar. Tidak hanya formasi anyar, konsep pun berubah haluan menjadi BRUTAL DEATH METAL dengan teracuni kembali oleh band-band luar seperti DYING FETUS, KREATOR,DEEDS OF FLESH, MALEVOLENT CREATION dll. Perkembangan tak berhenti sampai disitu saja, pada formasi ini LUMPUR sudah menghasilkan beberapa lagu antara lain Dissillutionment, Impurity, dan Premature Suffering yang sudah siap dipasarkan ke audiencenya.

Tepat tanggal 6 mei 2000, Lumpur tergoyangkan kembali setelah beberapa lama eksis dijalur underground. Kamal sang vokalis saat itu mengundurkan diri dari LUMPUR karena sesuatu hal.  Praise the Lords. Kekosongan itu tidak berlangsung lama seiring masuknya Fadly si Growler dari Noise Damage pada tanggal 13 mei 2000. Meskipun mengaku untuk saat itu formasi Lumpur  sangat solid dengan berpersonilkan FADLY (Vokal) , PUTRA (Guitar), AIEP (Bass), dan (AGUS) Drum, ternyata perkiraan mereka salah total. Karena formasi tersolidnya baru bersua di generasi  mereka yang kesembilan. Adalah Andre (Guitar) dan Dicky (Bass), prajurit metal dari POSTMORTEM yang akhirnya mendarat di band ini, dibarengi Ari (Drums) menggantikan Sinchan sepeninggal  Agus, yang juga akhirnya terdampar dalam konsep musik band dengan EXPLICIT PROGRESS HYPERBLASTING-nya ini Berkiblat ke AMERIKA, serta keranjingan band-band new school  metal seperti DYING FETUS, DEVOURMENT, DEEDS OF FLESH, MALEVOLENT CREATION, DEHUMANIZED, CRYPTOPSY. mereka sepakat merombak seluruh lagunya dengan grand theme  Penderitaan, Kebusukan Moral Manusia, Peperangan dan Kehancuran ke dalam gender EXPLICIT PROGRESS HYPERBLASTING. Di sekitar tahun ini mereka mengikuti kompilasi  yang diadakan oleh EXTREME SOUL PRODUCTION sembari mempersiapkan lagu-lagu yang mereka niatkan untuk di-release dalam bentuk full album. Dan pada akhir 2002 album tersebut  berhasil di rampungkan dan disunting oleh EXTREME SOUL PRODUCTION dengan title ESCAPE YOUR PUNISHMENT. Yang direlease pada awal February 2003 silam.

Di generasi kesembilan Dengan formasi terakhir fadly-(vocal), – putra (guitar), – andre (guitar), – dicky (bass), ari bejo (drum). Formasi terakhir di tahun 2003!!! Sekarang di generasi kesepuluh  ini, setelah sekian lama vakum Lumpur kembali lagi dengan formasi dan concept baru, dengan tetap mengedepankan tema :
Penderitaan, Kebusukan Moral Manusia, Peperangan dan Kehancuran. Concept musik tetap dibawa kedalam gender EXPLICIT PROGRESS HYPERBLASTING!! Dengan formasi sekarang  yaitu : Aghy R (Vocal), - Putra (Guitar), - Fajar (drum). Dengan formasi ini Lumpur sudah mengeluarkan ep terbaru "SKEMA PEMBALASAN SEPURNA" yang di release oleh NEW STANDARD  ELITE (USA).

JANGAN RAGU JADI MUSISI METAL

SAYA selalu merasa beruntung bisa mengakses beberapa referensi penting, kadang bahkan secara prodeo alias cuma-cuma. Seperti Selasa (26/11) kemarin. Indera penasaran saya langsung bereaksi ketika Mang Dinan, artworker kugiran dari The Illuminator, ngetag beberapa cuplikan Majalah Metal Hammer edisi Desember 2012 yang membahas tentang skena tempat kita menarik napas. Sumpah, Metal Hammer adalah salah satu kitab haluan hidup saya. Saya selalu merasa bagaikan butiran-debu-yang-tak-tahu-arah-jalan-pulang tiap kali membaca majalah ini. Baik dari segi kemasan/artistik dan terlebih cara mereka mengupas sesuatu. Sangat influensif dan tentu saja referensif pula (anjirrr, istilah naon deuih eta). Jika suatu saat punya duit, saya punya cita-cita mau bikin majalah underground dengan kemasan menyerupai Metal Hammer.
Karena penasaran, siangnya saya langsung cabut ke kantor Kompas. Seorang kawan yang jurnalis harian ini biasanya membeli Metal Hammer secara berkala. Dan, alhamdulillah dia sudah punya edisi Desember. Tadinya, jika teman itu belum punya, saya mau merapat ke Common Room. Siapa tahu Mang Dinan masih baca majalah itu di sana dan saya bisa minjem barang sebentar. Hahahaha… katingali aing teu mampu meuli majalah!

Saya tidak terlalu tertarik dengan ulasan lain. Saya interes dengan review tentang skena metal Indonesia. Tapi, yah seperti ekspektasi sebelumnya, tidak banyak hal baru. Ulasan seperti itu sudah sering saya temukan. Termasuk ulasan tentang Burgerkill. Bedanya, yang satu ini dikemas dalam bahasa Inggris dan yang membahasnya bukan media kelas ecek-ecek. Metal Hammer, mabrohhh!
Meski demikian ada beberapa poin yang tetap menarik. Salah satunya quote dari Ebenk Burgerkill di halaman 72: “My father keep asking me to get a different job, but I don’t care about money.”
Sebuah kalimat yang sangat bombastis, saya kira. Boleh jadi Ebenk bisa bicara seperti itu karena ia telah sukses bersama Burgerkill. Secara langsung atau tidak, Burgerkill telah mengantarnya mencapai kesuksesan hidup. Dulu Ebenk boleh tidak peduli dengan uang, tapi sekarang uang sangat peduli dengannya.
Tapi lepas dari itu, kalimat tersebut memang layak dijadikan trigger buat siapa pun yang saat ini menapakkan kakinya di skena metal, terutama buat mereka yang tengah merajut mimpi dengan jadi pemain band. Bahwa, mencari kehidupan — dengan tolok ukur paling gampang: duit — tidak hanya sekadar bisa dikais dengan bekerja kantoran. Bahwa, ada jalan hidup lain yang bisa kita andalkan untuk menghidupi diri sendiri, lalu kemudian anak istri, dan bahkan kalau mungkin memberdayakan lingkungan kecil kita.
Dan ucapan Ebenk yang jadi quote Metal Hammer terasa memiliki benang merah dengan celotehan Che di dinding facebook pribadinya. Che menukil cerita sukses NOAH saat konser di Makassar yang harga tiketnya mencapai dua juta perak dan ternyata tetap laku goreng bak kacang keras. “Level dunia pertunjukan band di Indonesia sudah meningkat. Harga tiket konser NOAH mencapai Rp 2 juta. Sementara tiket kelas festival konser Sting di Jakarta Rp 1.800.000. NOAH gokil, harga tiketnya setara musisi dunia,” ulas Che.

Tapi, inti ucapan Che bukan di situ. Ia bermaksud member spirit buat pegawai band dari kalangan indie, cutting edge, underground, atau apalah istilahnya. “Oke, kita lupakan NOAH. Mari kita tengok kawan-kawan kita dari kalangan band yang nggak punya majikan. Ada cerita menarik dari salah satu kru Cupumanik yang jadi roadis sebuah band metal asal Jakarta. Dia cerita kalo tiap personel band metal tersebut mendapat pemasukan sekitar Rp 6 juta saban bulan. Itu di luar uang manggung,” cerita Che lagi.
Ada ucapan Che yang sangat dalam tentang kasus ini, “Sekarang kesempatan meraih rejeki terbuka lebar buat anak band indie. Dan faktanya, rejeki Tuhan di wilayah profesi jadi anak band (indie) tidak kering. Mari kita buka mata, apa pun profesinya, sukses itu milik orang yang yakin dan rela berkeringat deras.”
Anjroott… ini saya kira kalimat yang sangat inspirasional buat kalian yang saat ini main band. Banyak fakta yang menunjukkan, beraktivitas di skena metal bisa juga hidup layak. Burgerkill memang lagi-lagi jadi contoh ideal. Tapi di luar Burgerkill, masih banyak lagi contoh.

Oke, memang benar, kecuali untuk segelintir band, uang tampil band-band metal sangat tidak bisa dijadikan sandaran hidup. Tapi, kita akan mati kelelahan jika terus-terusan berkubang dalam masalah ini. Kita memang bukan kalangan komersialis murni yang bisa mematok harga manggung segini atau segitu. Selalu ada ewuh pakewuh atas nama jalinan pertemanan. Alih-alih terjebak dalam situasi ini, sebuah band lebih baik mencari jalan lain untuk menghidupi diri. Berjualan merchandise sama sekali bukan profesi haram menurut agama. Memanfaatkan jalinan pertemanan di komunitas untuk mencari peluang hidup, adalah hal yang wajar dan sah menurut hukum.

Silakan bereksploitasi di sana. Jangan pula memberati diri dengan embel-embel tudingan sell out alias menggadaikan idealisme. Kita perlu hidup. Perlu berdaya. Perlu berpikir memiliki istri dan keluarga dengan taraf ekonomi yang layak. Tentu saja dari hasil main band, bukan yang lain. Sebab, jika kaya dari hasil menjadi direktur BUMN mah nggak rock ‘n roll atuh coy. Kaya dari hasil bermain band metal, itu baru funky. Utopis memang, tapi bukan berarti tidak bisa digapai.

BERHENTI MENGEMIS
Di luar soal itu, masih ada celotehan Che yang tidak kalah menarik. Yakni, tentang cara mengapresiasi musisi lewat membeli CD original. Dalam celotehannya, Che mengaku ada orang yang bertanya di akun twitter miliknya: “Che, apakah dengan cara member CD original sebuah band berarti kita sudah menghargai musisi?”
Che lalu menjawab, “Jangan membeli CD (Cupumanik) hanya karena ingin menghargai. Belilah sesuatu atas dasar suka. Sebuah penghargaan terhadap karya musik bisa dimulai dari kata suka. Prinsip ekonomi/transaksi jual beli antara pasar dengan band bermuara di situ. Prinsip sederhananya dan hukum yang masih berlaku masih seperti ini: gue suka, gue beli. Saya sendiri sudah berhenti menyemburkan pernyataan: hargai kita dong, beli CD original kami dong! Sebab, bagi kami, kalau memang kalian suka tentu akan membeli karya Cupumanik tanpa paksaa. Sesederhana itu kok!”
Dalam kalimat lain Che ingin berujar, jika orang belum mau beli apa pun yang dikeluarkan Cupumanik (entah itu album, merchandise, atau tiket konser) berarti belum menyukai. Oleh karena itu, jangan menggerutu atau ngambek dengan keadaan tersebut. Justru sebaliknya, jika orang belum mau beli karya kita, itu berarti peringatan bagi kita untuk memperbaiki diri biar band kita terlihat cantik, mengkilap, mentereng, unyu-unyu. Jika band kita sudah keren, tanpa harus mengemis pun mereka akan naksir. Jika sudah naksir maka kecenderungan untuk membeli karya kita jadi lebih besar. So, mari berhenti mengemis! Dan tentu saja tetap woles, kawan!

Sumber:
 BANDUNG UNDERGROUND

Kontroversi lagu Tuhan telah mati "FORGOTTEN"

Zona Cadas - Controversy, Salah satu lagu kontroversial dari Band Death Metal asal Bandung, FORGOTTEN di tahun 2001 yang lalu, Tuhan telah mati…..perspektif realitas yang aku rasa tepat untuk menggambarkan kondisi sosial masyarakat sekarang. Dimana orang-orang sudah menemukan berhala-berhala baru untuk disembah, tuhan- tuhan baru dalam kehidupan nyata sekarang. Rumah ibadah pindah ke mall ataupun hotel.

Berhala kehormatan dan eksistensi yang bernama mode atau tren. Korban doktrin khotbah- khotbah indah tentang manfaat suatu produk yang dengan sabdanya mengajak masyarakat untuk beribadah ke mall, pasar, dan menjadi umat yang konsumtif. Bujuk rayu ‘kapitalisme’ ini dapat mengantarkan masyarakat masuk ke dalam pintu gerbang eksistensi lewat aksi yang bernama membeli.

Yap….membeli, membeli apa aja yang ditawarkan tanpa harus berpikir benda yang dibeli itu bermanfaat atau tidak. Pola pikir masyarakat yang sebenarnya rasional tapi tak berdaya melawan gempuran sabda dan khotbah suci maupun berjuta eksemplar kitab suci baru yang bernama majalah, brosur, dengan isi yang vulgar, porno dan indah yang dirancang sedemikian efektif untuk mempengaruhi, bukan cuma pandangan hidup tapi juga pilihan hidup seseorang, sehingga sanggup memukau dan mampu membius logika dan nalar kita.

Lirik lagu Tuhan telah mati

TUHAN TELAH MATI
Lyric by : Addy Gembel
Music By : Forgotten

Hilang sudah logika
Terbakar oleh dusta
Mereka hina dan nista
Terjerat oleh dunia
Mati Logika, putuslah asa, sembah dunia
Kotor media, racuni jiwa, halalkan dosa
Tuhan telah mati...
Tuhan telah mati...
Tuhan telah mati...
Tuhan telah mati...
Mati Logika, putuslah asa, sembah dunia
Persetan semua ajarannya
Jadikan nyata hancurkan dosa
Hiduplah dengan rakusnya dunia
Habiskan semua sampah logika
Tuhan telah mati...
Tuhan telah mati...
Tuhan telah mati...
Tuhan telah mati...
Hilang sudah logika
Terbakar oleh dusta
Mereka hina dan nista
Terjerat oleh dunia

BANDUNG DEATH METAL SYNDIKAT

Zona Cadas - FENOMENA SUBKULTUR Panceg Dina Galur Komunitas Metal Bandung. "Panceg dina galur, moal ingkah najan awak lebur” (Teguh dalam pendirian, Tidak akan bergeming walaupun badan hancur lebur Indonesia : Red). Merupakan petikan naskah kuno Amanat Galunggung yang dituliskan Rakeyan Darmasiksa (Raja Sunda Kuno yang hidup pada 1175-1297 Masehi) itu disadur menjadi lirik lagu berjudul ”Kujang Rompang” oleh Jasad, sebuah band beraliran death metal asal Bandung. Lagu ini ikut memeriahkan Deathfest IV, festival akbar death metal yang diadakan di Lapangan Yon Zipur, Ujungberung, Bandung, Sabtu (17/10). Ribuan anak muda, mulai dari pelajar SMP hingga mahasiswa, larut dalam hiruk-pikuk event musik metal yang disebut-sebut terbesar di Asia ini.

Filosofi panceg dina galur bukanlah sekadar inspirasi dalam berkarya musik bagi Jasad, melainkan juga menjadi pandangan hidup seluruh anggota dan penggemar musik metal di Bandung, khususnya yang bernaung di daerah Ujungberung. ”Mau seperti apa pun kita, macam mana bungkusnya, yang penting grass root (akar bawah) harus kuat. Harus sadar dan jangan lupakan budaya kita,” ujar Mohammad Rohman, vokalis Jasad.

Bagi masyarakat awam, bahkan dibandingkan komunitas band metal lainnya di Indonesia maupun dunia keberadaan subkultur band death metal asal Ujungberung ini merupakan sebuah paradoks. Musik metal, tetapi lirik dan pesan nyunda adalah perpaduan yang sulit ditemukan di tempat lain.
Ketika di banyak tempat sub-subkultur atas nama aliran musik berhaluan Barat macam punk, grunge, maupun grindcore gencar melakukan perlawanan budaya lokal, entitas penggemar musik metal Ujungberung yang berada di wadah Ujungberung Rebels dan Bandung Death Metal Sindikat itu justru melakukan hal sebaliknya.

Sebagai contoh, konser Death Festival IV yang diikuti 12 band death metal itu mengangkat tema kampanye penggunaan aksara kuno. Di festival yang menjadi salah satu pembuka penyelenggaraan Helar Festival 2009 (festival industri kreatif di Bandung) itu, panitia membagi-bagikan leaflet mengenai cara menulis aksara sunda kuno kagana kepada penonton yang rata-rata masih berusia ABG.
Di sekolah-sekolah, saya lihat, ini (kagana) tidaklah diajarkan. Daripada kelamaan menunggu pemerintah bertindak, kami duluan saja yang mulai bergerak,” ujar Rohman yang biasa disapa Man ”Jasad” ini di sela-sela konser. Di luar panggung, Man dan kawan-kawannya kerap memakai iket kepala sebagai penanda identitas kultur Sunda. Meski, sehari-harinya mereka tidak lepas dari jaket kulit hitam maupun aksesori anting-anting dan tato.

Upaya mengenalkan tradisi Sunda tidak terhenti di sana saja. Di dalam berbagai kesempatan, anak-anak Bandung Death Metal Sindikat kerap menyisipkan pertunjukan karinding, celempung, dan debus. ”Kesenian karinding yang selama 400 tahun tenggelam coba kami hidupkan kembali,” tutur Dadang Hermawan, anggota Bandung Death Metal Syndicate. ”Di tiap Minggu dan Jumat melakukan tumpek kaliwon di Sumur Bandung dan Tangkuban Parahu untuk membicarakan kesenian Sunda,” tutur Man Jasad kemudian.

Terbanyak di dunia
Kelompok band metal yang ada di Ujungberung bahkan disebut-sebut yang terbanyak di dunia. Sejak awal 1990-an hingga kini, band-band metal tumbuh subur di Ujungberung. Saat ini terdapat sekitar 200 band metal hanya di wilayah pinggiran Kota Bandung ini.
Padahal, Bandung hanya kota kecil jika dibandingkan dengan kota-kota di Jerman. Apalagi, di sini band-band ini kan harus dikondisikan bisa bertahan hidup di tengah banyak persoalan dan tekanan aparat,” tutur Philipp Heilmeyer, mahasiswa sosial-antropologi Goethe Universitat Frankfurt, terheran-heran.
Philipp sudah tiga bulan ini berada di Bandung untuk melakukan prapenelitian mengenai kehidupan kaum metal di Ujungberung ini. Hal lain yang menarik perhatiannya adalah mengapa komunitas metal di Ujungberung ini bisa bertahan justru dengan tetap berpijak pada nilai-nilai tradisi.
Di Jerman, kaum metal biasanya lekat dengan kebiasaan mabuk-mabukan dan narkoba. Tetapi, mereka di sini malahan melakukan ini,” ucapnya sambil merujuk kegiatan sosialisasi aksara kagana yang dilakukan Bandung Death Metal Sindikat. Yang disesalkan Aris Kadarisman (35), pentolan grup band Disinfected, masyarakat, khususnya kepolisian, melihat kaum metal justru dari sisi kelamnya.

Perang melawan stigma bahwa musik metal tidak identik dengan kekerasan, narkoba, dan semacamnya menjadi semakin sulit pascatragedi konser maut grup band Beside di Asia Africa Culture Center yang mengakibatkan tewasnya 11 penonton, Februari 2008. ”Padahal, ini terjadi lebih karena persoalan teknis, tidak cukupnya kapasitas tempat,” ucapnya.

Kemandirian ekonomi
Di tengah-tengah dorongan untuk mewujudkan mimpi memiliki gedung konser yang representatif, anak-anak metal ini seolah-olah terusir dari kota kelahirannya. Konser di gedung maupun tempat terbuka kini menjadi hal langka buat mereka. Deathfest IV pun bisa terwujud karena menggandeng kegiatan Helarfest 2009. Kondisi ini pun disayangkan Ketua Bandung Creative City Forum Ridwan Kamil. Menurut dia, jika dilihat lebih jauh dari dalam, komunitas metal di Bandung menyimpan keunggulan yang luar biasa besar. Keunggulan itu terutama soal kemandirian ekonomi. Dari musik yang diciptakan, didukung loyalitas para penggemarnya, secara tidak langsung itu menumbuhkan pula industri fesyen, rekaman, bahkan literasi. Setidaknya, ada enam titik simpul industri fesyen yang dirintis sesepuh band metal di Ujungberung semacam Scumbagh Premium Throath yang didirikan almarhum Ivan Scumbag dari Burgerkill. ”Jika musisi lain itu filosofnya adalah musik untuk kerjaan, kami justru sebaliknya. Dari kerjaan, bisnis, ya untuk menghidupi musik,” tutur Dadang. ”Sebab, musik ini adalah the way of life kami. Tidak semuanya bisa dinilai dengan uang. Art is art, money is money,” ucap Man Jasad menimpali.

Tidak diragukan lagi, kekuatan ketabahan hati dan pikiran inilah yang membuat kelompok metal di Bandung ini tetap bertahan. Persis sesuai dengan paradigma mereka: panceg dina galur, moal ingkah najan awak lembur!

Panceg Dina Galur Komunitas Metal Bandung...

Interview: Kinoy Bacok 'UNDERGOD"

SEMPAT DIANGGAP SEBELAH MATA. KESUNDAAN KINI JADI TRADEMARK YANG MELEKAT ERAT DI TUBUH UNDERGOD. HASILNYA, MEREKALAH SATU-SATUNYA BAND YANG DISEMATI LABEL SUNDANESE TECHNICAL DEATH METAL.
Zona Cadas - “AING hirup di tanah Sunda. Geus hiji kawajiban ngamumule Ki Sunda. Mun urang bule bangga ngomong make basana sorangan, ku naon urang henteu.” Itulah kalimat yang terlontar dari mulut Kinoy Bacok saat ditanya perihal alasan memilih kesundaan sebagai ciri khas Undergod.
Ku jalan nyieun lirik lagu make Basa Sunda, ngomong sapopoe, jeung make iket ieu, urang hayang mere tangara ka balarea yen urang Sunda teh eksis dina sagala widang,” cetus Kinoy lagi sambil menempelkan telunjuk ke kepalanya yang memang dibebat iket Sunda.
Kinoy selalu bicara berapi-api tentang Sunda, termasuk cap kampungan yang diterimanya saat pertama kali memutuskan memakai Basa Sunda dalam lagu-lagu Undergod. “Sumpah, baheula mah babaturan sorangan ge protes gara-gara urang nyieun lagu make Basa Sunda. Tapi, urang milih panceg kana eta pilihan. Alhamdulillah, hasilna jiga ayeuna. Da ari kahayang dina hate leutik mah, band kami ge make kecap Sunda. Lain Undergod. Tapi da geus kagok,” tukasnya.
Dibalut kualitas musik yang memang keren, keputusan Kinoy tersebut akhirnya menuai hasil positif. Bahkan kini Undergod begitu identik dengan tradisi Sunda. Mereka termasuk satu dari sedikit band yang dengan kesadaran penu menyelipkan tradisi leluhur dalam setiap aksi panggung.
Nama Undergod mulai menjulang setelah tampil di panggung Bandung Death Fest 3. Di acara yang dihadiri lebih dari 3.000 penonton itu, Undergod layak dijadikan sebagai salah satu performer terbaik..Padahal jauh sebelum itu, Undergod nyaris kandas.setelah mengalami stagnasi selama tiga tahun sejak 2004.  Zona Cadas

PADIGA (Panceg Dina Galur Compilation 2009)



Part 1
01. Auticed – Jala Hitam Kesatria
02. Devours – Eksploitasi Garis Atas
03. Esophagus – Entrails Destruction
04. Dazecortica – Phlegmatic Killer
05. Forgotten – Sarapan Laknat
06. Cranial – Flatery Of The Hell Island
07. Decrypted – Sadistis
08. Depravity – Squezze Bite And Devoursr
09. Necrogrind – Utah Buyatak
10. Interment Paganism – Mutilasi
11. Detriment – Mind Purulency
12. Disculture – Lebak Bubat
13. Despair – Sivillian Mutilated
14. Embalmed – Pantat
15. Bloodgush – Born Against God
16. Devoid – Biological Decease
Part 2
01. Eviscerated – Art Of Human Decapitation
02. Finger In The Troath – Throttle The Gentleman
03. Jihad – Malaikat Berontak
04. Plasmoptysis – Carnage
05. Bleeding Corpse – Eksekusi Mati
06. Hellbeyond – The Strongest Stand Last
07. Undergod – Kudak Kadek
08. Diggin Up – Imprecated Ritual Killing
09. Sedusa – God Grant For Result Punishment
10. Nakedtruth – Broken Mind
11. Edencollapse – Sunda Of Barbarity
12. Jasad – Kujang Rompang
13. Mortir – Mental Butchery
14. Pleural Effusion – I Dig My Own Grave
15. Opium – Manstrurbation of Murder
16. Disincarnation – Exemplification Of Malformation Surgery

Album "Saguru Saelmu Tong Ngaganggu"

Band : UNDERGOD
Genre : Brutal Death Metal
Album : Saguru Saelmu Tong Ngaganggu
Year : 2010
From : Bandung
Country : Indonesia
Release Labels : Pieces Records
Bit Rate : 320 Kbps
Source Audio Quality : CD Ripping
By: Zona Cadas Web Magazine
- Track list -
1. Raheut Jeung Raheut
2. Cai Kawantun
3. Intro
4. Kudak-kadek
5. Saguru, Saelmu, Tong Ngaganggu
6. Sirit Killer
7. Ngimpi Modol
8. Si Madu Kampak
9. Garong Kahot
10. Sanghyang Amarwathasutha

Biografi : JAGAL

● Band : JAGAL
● Since : 2005
● Genre : Brutal Death Meta
● Hometown : Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Personil :
Yeyen - Additional Vocals
Endro Wibowo - Guitars
Dhidit Ratt - Bass
Deddy Demon - Drums
● Record Label : Rottrevore Record, Sevared Record, No Label Record.
● Contact : +6281330376267
● Web/Social Media :
http://myspace.com/jagalmetal
https://www.facebook.com/jagalmetal
https://twitter.com/JAGAL_Surabaya
http://www.reverbnation.com/jagalist
Biografi Band JAGAL
Zona Cadas - JAGAL adalah Band Death Metal asal Surabaya, Jawa Timur -Indonesia, dibentuk pada tahun 2005. Saat itu JAGAL beranggotakan Endro Wibowo ( Gitar ), Rosid ( Bass ), Deddy Demon ( Drum ) dan Cholis ( Gitar 2 ) dan Bodhas ( Devadata ) mengisi Additional Vokal. Satu tahun kemudian JAGAL pun sudah mampu menuangkan materi lirik – liriknya dalam “ MONSTER of INSANITY “ untuk direkam dan pada bulan Februari tahun 2007 albumnya mereka di rilis oleh No Label Records. Namun di album perdananya tersebut posisi Vocal masih memakai tenaga additional.
Tahun 2007 tepatnya bulan Maret  Nando
Vocalunatic ( Ex Boikot ) masuk ke JAGAL untuk mengisi posisi Vokal. Dan pada Januari 2008 JAGAL kembali ditinggalkan oleh Basist nya Rosid dan posisinya digantikan oleh Alan ( Ex Pulvizer ). Sepertinya Band yang satu ini terus berusaha menggeber insting liarnya untuk dilampiaskan dalam bentuk track rekaman. Dan EP “TERPURUK SESAL “ yang berisikan 2 materi lagu brutal yaitu "Kronik Manipulasi" dan "Edukasi Sesat" yamg di rilis  oleh Henceforth Records pun rampung dan dipublikasikan pada September 2008.
Memasuki Maret 2009 lagi – lagi JAGAL harus ditinggalkan personilnya, kali ini Alan sang basist hengkang dan digantikan posisinya oleh Dhidit Ratt (Ex Wafat).
Mei 2009, JAGAL kembali masuk dapur rekaman No Label Records dan menelurkan album ke 2 nya pada April 2010 dengan titel album “DANGEROUS TOYS “ dan yang lebih hebatnya lagi album ini mendapat Full Support dari Sevared Records sebagai distributor resmi di Amerika Serikat.

Biografi : DISINFECTED

DISINFECTED
● Band : DISINFECTED
● Since : 2 November 1997
● Genre : Death Metal
● Personil :
Amenk Gb - Vocals
Adyth Nugraha - Guitars
Sigit Tri Hartono - Bass
Diaz Vishnu - Guitars
Adang - Drums
● Hometown: Bandung, Jawa Barat - Indonesia
● Record Label : Extreme Soul Production, Rottrevore Records, Karnivora
● Contact : +6281584004361
disinfected97@gmail.com
● Web/Social Media :
http://www.reverbnation.com/disinfected
http://disinfected-id.blogspot.com
https://facebook.com/DISINFECTEDDM

Biografi band DISINFECTED
 
Zona Cadas - DISINFECTED terbentuk pada 2 November 1997 di Bandung, Indonesia. Berasal dari band Rotten Corpse (Adyth), Naked Truth (Andris a.k.a Abah), Embalmed (Amenk), Cakrawala (Sigit) dan Disgracer (Opick), mulai menjajal panggung underground lokal dengan aransemen death metal.
 
Disinfected pertama merekam demo tape tahun 1998 di Reverse studio yang berisi empat lagu yaitu Reek, Melted, Back dan Bubuk. Demo tape ini lah kami mendapat perhatian dari publik metal Bandung, dan akhirnya mendapat kesempatan untuk merekam materi lagu untuk kompilasi Independent Rebel pada tahun yang sama. Beberapa media lokal sering membandingkan musik Disinfected dengan Rotten Corpse, yah masa bodoh dengan penilaian orang. 
 
Kami hanya ingin membuat musik yang secara aransemen brutal dengan riff-riff gitar full down strokes dan gebukan drums yang menghajar gendang telinga tanpa henti dengan cara kami. Penilaian publik yang menyebutkan musik death metal Disinfected tidak seperti band death metal yang populer pada saat itu tidak kami hiraukan. Ya kami hanya ingin bermain musik dengan cara kami. Tahun 2000 Disinfected merekam materi lagu untuk kompilasi Extreme Soul Production (ESP) Bloody Sound of Death yang selanjutnya menjadi momentum untuk merekam album pertama Disinfected bersama ESP pada 2001. Ya Melted album pertama kami, album penuh kebencian dan marah mendapat respon yang positif dari metal scene Indonesia. 
 
Setelah album Melted Opick mengundurkan diri dari Disinfected. Kami tetap bermain dengan dari panggung ke panggung dengan bantuan gitaris Forgotten (Toteng). Formasi ini berhasil merekam lagu Master of Puppets (Metallica) untuk album kompilasi A tribute to Metallica pada tahun 2002. 
 
Adyth mengundurkan diri pada akhir tahun 2002 dan kemudian di gantikan oleh gitaris Bloody Gore, Jakarta (Rio). Formasi Andris, Amenk, Sigit dan Rio ini berhasil merekam mini album Aku Akan Bunuh Kamu pada 2005 melalui Rottrevore Records, yang berisikan materi lagu dengan konsep yang berbeda dengan album sebelumnya. Mini Album ini mendapat respon yang positif dari metal scene Indonesia. Abo bergabung untuk mengisi posisi gitar Disinfected untuk menjajal beberapa panggung metal Indonesia dan terlibat dalam event Rottrevore Death Fest sebuah acara metal fest yang di abadikan dalam format video dengan kualitas tata suara yang baik pada masanya. 
 
Masa setelah ini adalah masa gelap untuk Disinfected, kami berkali-kali berganti personil setelah Rio mengundurkan diri. Rudi dan Diaz tercatat dalam perjalanan sejarah Disinfected sebagai personil permanen dan akhirnya Rudi dan Andris mengundurkan diri. Andris yang sebelumnya sering berperan sebagai pemain bass dan drums untuk Burgerkill bergabung secara permanen. Disinfected dengan personil Amenk, Sigit dan Diaz dengan dibantu Apot, Ari, Uus tetap bermain di scene metal Indonesia. Petengahan tahun 2011 Adyth kembali bergabung dengan Disinfected dan tercatat formasi permanen terkini adalah Amenk, Adyth, Sigit, dan Diaz. Abaz drummer Undergod mengisi posisi drums untuk Disinfected. Line-up terakhir tahun 2012 Adyth, Amenk, Sigit, Diaz & Iho.
 
Sekarang kami kembali untuk membuat apa yang telah kami lakukan 14 tahun yang lalu, menyuarakan kejahatan, kebencian, hasrat membunuh. DISINFECTED akan selalu ada dan tetap menjadi band death metal kejam untuk kalian fans metal sejati! Tidak pernah tua, bungkuk lalu mati!

Biografi : FORGOTTEN

 
FORGOTTEN

● Band : FORGOTTEN
● Since : 1994
● Genre : Death Metal
● Personil :
Ferly-  Guitar
Toteng } Guitar
Kardun } Bass
Addy Gembel } Vokal
Kudung } Drum
● Hometown : Ujungberung, Bandung, Jawa Barat - Indonesia
● Record Label :
● Contact :
BOOKING MANAGEMENT :
ROCK MANAGEMENT C/O ADDY
JL.CICUKANG Gg.SAYUDI No.70 BANDUNG
40294 JAWA BARAT INDONESIA
PH.62-022-7805070
Hotline : 08156166637
e-mail : terlaknat@lycos.com
● Web/Social Media :
 https://www.facebook.com/666forgotten666

Biografi band FORGOTTEN
Zona Cadas - FORGOTTEN adalah grup band asal Bandung yang beraliran Death Metal. Dengan formasi Addy Gembel (Vokal), Toteng (Gitar), Gagan (Gitar), Dicky (Bass), Rifki (Drum).
Grup band FORGOTTEN terbentuk pada tahun 1994 dengan formasi awal Addy Gembel (Vokal), Ferly (Gitar), Toteng (Gitar), Kardun (Bass), dan Kudung (Drum). Terbentuknya grup band FORGOTTEN tidak terlepas dari sejarah komunitas Homeless Crew di Ujungberung.

Di tahun 1997 FORGOTTEN mengeluarkan album perdana yang mereka beri judul "Future Syndrome". Album yang bermaterikan 6 buah lagu ini direkam di Studio Palapa dengan label rekaman Palapa Records. Peluncuran album "Future Syndrome" sanggup menembus hingga wilayah Asia dan Eropa. Namun untuk peredaran di wilayah Eropa, "Future Syndrome" dirilis oleh perusahaan rekaman indie asal Jerman yaitu Morbid Records.

Setahun setelah peluncuran album perdana mereka, di bulan Maret 1998 FORGOTTEN mengeluarkan album kedua yang mereka beri judul "Obsesi Mati". Album yang dikemas dalam bentuk promo tape ini bermaterikan dua buah lagu. Di album ini FORGOTTEN rilis dibawah naungan perusahaan rekaman indie lokal, Rock Record. Namun di album ini Ferly (Gitar) memutuskan untuk mundur dari FORGOTTEN.
Diawal tahun 2000 FORGOTTEN mulai menggarap album kedua. Album ini direkam di Studio Rehearsal 40124 dan dinaungi oleh label rekaman Extreme Soul Production. Penggarapan Full Album Obsesi Mati ini rilis pada bulan Agustus. Namun untuk kali ini FORGOTTEN harus ditinggalkan oleh Kudung yang memutuskan untuk mengundurkan diri. Untuk mengisi kekosongan di posisi Drummer akhirnya FORGOTTEN meminta bantuan kepada Abah Andris dari Disinfected.

Setahun kemudian FORGOTTEN  rilis album ketiga yang mereka beri judul "Tuhan Telah Mati". Album yang penuh kontroversi ini menyuguhkan 4 buah lagu andalan. Dibawah label rekaman Rock Records, album ini menyuguhkan lagu-lagu yang kontroversial beserta kebebasan berfikir dan berekspresinya. Pada bulan Mei 2002 FORGOTTEN terpaksa harus kehilangan satu personil lagi Kardun (Bass). Dan akhirnya Dikky (Post Mortem) menjadi alternatif untuk kekosongan di lineup inti FORGOTTEN.
Pada bulan Maret 2003 FORGOTTEN rilis album keempatereka. "Tiga Angka Enam" yang menjadi judul album mereka yang keempat menjadi akhir perjalanan Abah Andris bersama Forgotten. Album yang bermaterikan 10 lagu ini dibawah bendera Rottrevore Records.

5 tahun kemudian FORGOTTEN menggarap project Re-Release untuk album Tiga Angka Enam dan dikemas dalam bentuk CD. Di tahun 2011 FORGOTTEN kembali ke permukaan dengan membawakan album terbaru yang mereka beri nama "Laras Perlaya". Album yang bermaterikan 10 lagu ini menghadirkan beberapa personil baru yaitu Gagan (Gitar) dan Rifki (Drum).
**Klik Link di bawah ini untuk melihat:
Kontroversi lagu Tuhan telah mati

 TENTANG MUSIK DAN LIRIK

Bicara tentang musik dan lirik FORGOTTEN semua tidak bisa di lepaskan dengan realitas yang sedang terjadi di sekitar kita. Sebagai sebuah refleksi realitas yang berasal dari suatu kondisi psikologis tertentu yang di tuangkan kedalam bentuk notasi dan syair beraturan. Singkatnya adalah ekspresi kejujuran. Realitas bisa menimbulkan berbagai macam interpretasi tergantung dari sudut pandang individunya masing-masing. Sudut pandang itulah yang bisa menimbulkan kondisi-kondisi ekstrim kejiwaan tertentu. Kondisi kejiwaan ekstrim inilah yang coba di refleksikan kedalam musik dan lirik FORGOTTEN. Sudut pandang yang di pakai tentu saja yang radikal.

Tentang pengaruh dalam bermusik itu pasti ada. Tak ada musik yang tak terpengaruh apa-apa. Musik itu tidak murni. Yang ada adalah musik berkarakter. Semua saling mempengaruhi satu sama lain sehingga melahirkan genre musik baru. Karakter inilah yang terbentuk melalui sebuah proses yang panjang, rumit, dan melibatkan semua unsur yang ada pada masa lalu maupun yang sedang berlangsung saat ini. Pengaruh terkuat musik dan sound FORGOTTEN adalah musik-musik heavy metal era tahun 80-an dan 90-an. Seperti Deep Purple, Iron Maiden, Black Sabbath, Dream Theatre, Yngwee Malmsteen. Yang paling dominan adalah pengaruh band thrash metal dan Deathmetal era 90-an seperti Slayer, Kreator, Testament, Pantera, Death, Soltice, Obituary, Malevolent Creation.

Lirik FORGOTTEN banyak bicara tentang realitas. Kasar, jorok, vulgar. Pemilihan diksi kalimat yang di tampilkan adalah kata yang cenderung berimplementasi pada eksplotatif-seporadis.sastra sarkastik. Nuansa sisi gelap manusia selalu di tonjolkan dan mendominasi setting background lagu dengan mayoritas tema berkisar tentang depresi, nihilisme, schizophrenic, putus asa, politik sosial, kematian, kehancuran budaya, psikoanalisis, dan kekerasan.

Pengaruh lirik dari berbagai sumber. Paling besar berasal dari buku-buku yang di baca. Buku sastra, filsafat, budaya,politik maupun buku teks. Yang “kanan” maupun “kiri”. Buku Paulo Freire, Nietzche, Che Guevara, Ayu Utami, Enny Arrow, Pramudya Ananta Toer, kitab Injil, Al-Quran, Sigmund Freud, Karen Armstrong, Noam Chomsky, Albert Camus, Play Boy, CrimeThink, Karl Marx, Emma Goldman, Kahlil Gibran, buku terbitan CrimethInc, Agus Noor, Rendra, lirik Iwan Fals. Pengaruh dari film terutama karya dari Stephen King, Garin Nugroho, Steven Spielberg, Walt Disneys, Vivid Entertainment, dan semua wacana yang menawarkan subjek pertanyaan tuhan, surga, neraka, pahala, dosa, setan, dunia, akhirat. Segala bentuk wacana yang dianggap mapan oleh publik dan di gugat kembali oleh FORGOTTEN.

TENTANG ATTITUDE

Sedikit saja yang akan saya ulas tentang attitude band. Sebetulnya secara implisit masalah attitude ini sudah dapat terbaca pada SESSI 1 dan SESSI 2. Yang akan saya lakukan hanyalah penegasan dari apa yang telah di paparkan diatas. Karena kita bicara attitude di sini bukan atas nama individu tapi lebih fokus kepada attitude sebuah band secara utuh. Sebelumnya ada sebuah pertanyaan mendasar tentang hal tersebut, yaitu “musik dulu baru attitude?” atau “attitude dulu baru musik?”…faktor apa yang paling dominan untuk mempengaruhi karakter sebuah band ?…

Dari pengalaman FORGOTTEN, ternyata keduanya tidak dapat di pisahkan. Keduanya berperan sama penting di dalam memberikan pengaruh pembentukan karakter sebuah band. Pada akhirnya akan sangat mempengaruhi corak dan warna dalam berkarya. Lalu pertanyaannya adalah “seperti apakah attitude dari FORGOTTEN sebagai satu kesatuan utuh sebuah band?…”

Jawabannya adalah : dengarkan kaset/cd nya pada posisi volume 6 ( ditemani sebotol bir dingin akan lebih baik !), baca dan resapi setiap liriknya, tonton konsernya, rock your hate, roll your pain. Intinya adalah you’re the fuckin’ rules !…
DISCOGRAPHY TAHUN 1994 SAMPAI 2008 YANG SANGAT TIDAK DISKO :
- ALBUM “FUTURE SYNDROME”, PALAPA RECORDS 1997.
- KOMPILASI “BANDUNG HOLOCAUST”, HOLOCAUST RECORDS 1997.
- KOMPILASI “INDEPENDENT REBEL”, AQUARIUS RECORDS 1998.
- SINGLE PROMO “OBSESI MATI 98?, ROCK RECORDS 1998.
- KOMPILASI “BRUTALLY SICKNESS”, E.S.P 1999.
- ALBUM “OBSESI MATI”, E.S.P. 2000.
- KOMPILASI “BLOODY SOUND OF DEATH”, E.S.P. 2001.
- MINI ALBUM “TUHAN TELAH MATI”, ROCK RECORDS 2001.
- KOMPILASI “DEATH TRIBUTE TO METALLICA”, TRUE LIES PRODUCTION 2002.
- KOMPILASI “4 HARVEST LIVE RECORDING”, DISCHORDS RECORDS 2002.
- KOMPILASI “DIMENSI KEMATIAN”, EDELWEISS RECORDS 2002.
- KOMPILASI “LIFE AFTER DEATH”, SINUSITIS PRODUCTION 2003.
- ALBUM “TIGA ANGKA ENAM”, ROTTREVORE RECORD 2003.
- DVD “ROTTREVORE DEATH FEST”, ROTTREVORE RECORDS 2006.
- TIGA ANGKA ENAM “RE-RELEASE” ROTTREVORE RECORDS 200

Biografi : SAFFAR

 
SAFFAR

● Band : SAFFAR
● Since : 2007
● Genre : Death Metal
● Hometown: Ujung Berung, Bandung, Indonesia
● Record Label : Unsigned
● Contact : +6285722777723
● Web/Social Media :
http://www.reverbnation.com/saffardeathmetal
http://www.purevolume.com/SAFFARDEATHMETAL
http://www.myspace.com/saffardeath

Biografi band SAFFAR
Zona Cadas - SAFFAR adalah band Death Metal yang berasal dari Ujung Berung, Bandung, Jawa Barat - Indonesia.  Jika mendengar deathmetal fikiran kebanyakan orang akam identik dengan kebrutalan dan kematian, tapi itu semua gugur begitu saja jika kita menyimak
deathmetal yang diusung dan disajikan band satu ini. Kecuali font band mereka yang memang didesain untuk merepresentasikan musik SAFFAR, selebihnya mereka menyuguhkan warna musik berbeda dibanding band deathmetal pada umumnya.
Simak empat lagu mereka yang terangkum dalam CD promo yang penjualannya disatupaketkan dengan rilisan kaus Fuck Your Orde Seclorum. Musik yang mereka sajikan memang tak ada beda dengan deathmetal yang banyak dimainkan band-band asal Ujungberung, tempat asal mereka tumbuh. Namun, dari segi lirik, lagu-lagu Saffar sangat kental bernapaskan Islam. Mulai dari singel pertama Gorok Zionis hingga Samiri Jilat Bumi, SAFFAR telah memposisikan diri sebagai band deathmetal dengan ideologi yang berbeda. Mereka sadar pemilihan jalan ideologi seperti itu membawa konsekuensi tertentu. Salah satunya tudingan ideologi musik yang diusung SAFFAR telah melenceng karena tak mengumbar kebrutalan secara total. “Tapi, kami anggap tudingan seperti ini sebagai hal wajar. Kami yakin setiap pilihan memili konsekuensi masing-masing,” tutur Ramon, basis SAFFAR.

Namun pada akhirnya, kualitas musiklah yang banyak menentukan sudut pandang khalayak. Seperti band lain yang lahir di Ujungbronx, SAFFAR menyuguhkan deathmetal yang tipikal. Hanya saja mereka membalutnya dengan energi yang lebih frontal. Daya tarik utama SAFFAR, terutama di atas panggung, terletak pada permainan bas Ramon. Ia memainkan bas enam dawai dengan teknik totally taping. Gaya permainan bass yang mungkin hanya ada satu di antara ratusan band deathmetal yang lahir dan besar di kota kembang. Tak heran bila permainan Ramon banyak mengundak decak kagum yang melihat. Salah satu pengakuan atas kualitas permainan bas Ramon datang dari Bleeding Corpse. Band deathmetal garda depan asal Ujungbronx ini sempat meminjam Ramon saat menggelar gigs di Medan, Mei 2011.

Embrio SAFFAR sendiri lahir ketika inisiatif Gilang a.k.a Acil dibuahi kesepakatan dari Miko, Rezi, dan Fariz, untuk menjalin konfigurasi sebuah band deathmetal. Konfigurasi itu menjadi lengkap ketika Andriz dan Garung turut bergabung. Namun, langkah SAFFAR sempat goyah ketika Miko memutuskan mengundurkan diri. Sementara Rezi fokus melanjutkan propaganda hidup bersama Auticed dan Fariz menempuh jalan hidup dengan menggarap proyek bernama Lumpur. Sedangkan Garung teguh mencurahkan konsentrasi buat Inquisisi. Beruntung, keluarnya tiga personel tersebut tidak membuat Gilang dan Andriz kehabisan spirit untuk terus mengibarkan bendera SAFFAR. Sampai kemudian muncul sosok antitesis bernama Parjo.

Formasi sebagai sebuah band makin solid ketika Ramon dan Iyenk ikhlas mengenakan atribut keislaman dalam balutan propaganda bernama SAFFAR.

Members
2007
Rezi-vokal
Acil-gitar
Garunk-gitar
Miko-bas
Fariz-drum
2010
Parjo-vokal
Acil-gitar
Ramon-bas
Iyenk-drum

Biografi : UNDERGOD

UNDERGOD
● Band : UNDERGOD
● Since : 2004
● Genre : Brutal Death Metal
Personil :
Said Bin Zabid - Lead Guitar
Abaz Van Baz - Drums
Kinoy Bacok - Vocals

● Hometown: Bandung, Jawa Barat - Indonesia
● Record Label : PIECES RECORDS
● Contact : -
● Web/Social Media :
http://www.myspace.com/666undergod
http://www.youtube.com/666undergod
http://www.facebook.com/666undergod
http://www.reverbnation.com/undergod
http://www.twitter.com/undergod_brutal

Biografi band UNDERGOD
Zona Cadas - UNDERGOD adalah band Death Metal yang berasal dari.Bandung, Jawa Barat terbentuk pada tahun 2004 dengan line up awal; Kinoy ( vocals ), Said ( guitar ), Abaz ( bass ), Uti ( drums ) Namun setelah mengalami vakum kurang lebih 3 tahun, UNDERGOD mengalami pergantian
formasi, Abas (Bass) kini diposisikan sebagai atraktif drummer. Dan pada bass sampai saat ini UNDERGOD belum menemukam player yang solid. Single pertama undergod berjudul “Cai Kawantun”. Berkat single cai kawantun ini sebuah perusahaan rekaman indie label yaitu PIECES RECORDS melirik dan mereview demo-demo lagu UNDERGOD yang di release pada akhir tahun 2009.
Sebuah studio musik & recording yang bernama EXTEND adalah partner UNDERGOD dalam berbagai aktivitas band. Yang menjadi icon atau ciri khas UNDERGOD adalah lirik lagu mereka yang kontemporer. Semua lirik lagu ditulis dalam bahasa sunda yang nakal dan apa adanya. Selain itu saat performance di panggung UNDERGOD juga selalu membudayakan kebudayakan luhurnya seperti; benjang, karinding, dll.
AING hirup di tanah Sunda. Geus hiji kawajiban ngamumule Ki Sunda. Mun urang bule bangga ngomong make basana sorangan, ku naon urang henteu?” Itulah kalimat yang terlontar dari mulut Kinoy Bacok saat ditanya perihal alasan memilih kesundaan sebagai ciri khas UNDERGOD. berikut pemaparan Kinoy Bacok ⇨⇨⇨Klik Untuk Lebih Lengkapnya⇦⇦⇦

Secara musikal UNDERGOD adalah band technical death metal kontemporer dengan komposisi melodi lagu yang sederhana. Single kedua UNDERGOD yang berjudul "Kudak-Kadek" (feat. Aki Amenk Disinfected) cukup berhasil merebut perhatian publik. Lagu ini adalah salah satu lagu favorit UNDERGOD yang juga dipilih untuk dijadikan track dalam kompilasi PADIGA (Panceg Dina Galur Compilation 2009). Selain lagu "Kudak-Kadek" lagu hits UNDERGOD yang berjudul ”Saguru Saelmu, Tong Ngaganggu” juga terpilih sebagai track dalam kompilasi BRUTALLY SICKNESS.
Pada bulan agustus 2008 UNDERGOD sempat dikejutkan oleh pihak Bandung Death Metal Sindikat Management (BDM) yaitu diikutsertakannya UNDERGOD ke dalam acara “Bandung Death Fest 3”. Acara yang dihadiri olek kurang lebih 3000 penonton ini adalah suatu kebanggaan bagi UNDERGOD sendiri tentunya. Pada tahun 2010 UNDERGOD mengeluarkan album "Saguru Saelmu, Tong Ngaganggu" yang di rilis oleh PIECES RECORDS.

Biografi : JASAD


JASAD
Band : JASAD
Since : 1990
Genre : Brutal Death Metal / Sundanese Death Metal
Hometown : Ujungberung, Bandung, Indonesia
Record Label : Sevared Records
Contact : +628156059614
Web/Social Media :
http://www.facebook.com/jasadbdm
http://www.reverbnation.com/jasadbdm

Biografi band JASAD
Zona Cadas - JASAD adalah Sebuah band bergenre Brutal Death Metal   berasal dari Ujung berung, Bandung - Indonesia. Dibentuk pertama kali pada tahun 1990 (banyak yang menyebut dibentuk pada tahun 2000) oleh Faried, Tito, dan Yuli. Nama JASAD sendiri diusung oleh Yuli yang ketika itu melihat seseorang mengenakan baju bertuliskan "Jasad" dan kemudian dijadikannya nama bandnya.
Selang 2 tahun kemudian, Faried resign dari JASAD yang kemudian JASAD beranggotakan Tito, Yuli, Hendrik, dan Abut. Pada tahun 1994, posisi kembali JASAD kembali dirombak, Yuli menjadi satu-satunya former JASAD yang tersisa, sehingga formasi JASAD menjadi Yuli, Yayat, Dani, dan Yadi Behom. Kembali personel JASAD  berkurang karena Yadi Behom yang resign pada tahun 1998 yang kemudian disusul oleh Yayat pada tahun 1999. Sebagai gantinya, Man dan Ferly masuk menjadi personel JASAD. Yang sebelumnya Man berada di Injected Sufferaged dan Ferly di Forgotten. Akhirnya pada tahun 2011 hingga sekarang posisi Dani pada Drum diganti oleh Abaz karena alasan tertentu.

1. 1992 - Merilis single pertama Life 'n Die dan Fuckin Education.
2. 1996 - Merilis mini album C'est La Vie.
3. 1997 - Lagu berjudul Technological Principle menjadi salah satu kompilasi pada album Independent Rebel. Album ini menjadi album bersejarah di Indonesia.
4. 2001 - Merilis album Ripping The Pregnant (Demo) yang berisi tiga lagu, yaitu Diamaton, Ejaculation of Rottervore, dan Ripping The Pregnant.
5. 2001 - Merilis album 'Witness of Perfect Torture".
6. 2005 - Merilis album "Annihilate the Enemy". Sebelumnya Jasad juga merilis album demo.
7. 2006 - Rottrevore Death Fest dirilis bersama lagu dari Forgotten, Siksakubur dan Disinfected.
8. 2009 - Merilis single 'Kujang Rompang' dari album kompilasi "Panceg Dina Galur".
9. 2011 - Promo 2010
10. 2011 -  Merilis album ''Rebirth of Jatisunda''