Man Jasad |
ZONA CADAS Bandung - Memunculkan tren akan kecintaan terhadap
budaya lokal saat ini dinilai cukup sulit di tengah bebasnya budaya luar
silih berganti masuk ke Indonesia. Dibutuhkan suatu konsistensi dan
semangat yang besar untuk bertindak nyata menyelamatkan tradisi lokal
yang ada di Indoensia.
Di tengah kondisi tradisi lokal yang mulai
tergeser oleh moderenisasi, seorang musisi metalhead muncul menjadi
salah satu pionir yang melestarikan budaya sunda dengan memakai iket
kepala khas priangan. Sosok tersebut dikenal di kalangan anak metal
dengan nama Man Jasad.
Sekitar tahun 2005, vokalis Jasad ini
mulai memakai iket dan baju pangsi saat ia tampil bersama band-nya.
Dengan gaya berpakaian seperti itu, tak mudah bagi Man. Ia mengaku kerap
diejek oleh teman-temannya.
"Baju pangsi selama ini oleh media
disebut sebagai pakaian dukun. Padahal itu kan fesyen orang sunda. Pada
awalnya saya juga diejek, seperti yang mau penca, seperti dukun," curhat
pria berambut gondorng yang mempunyai nama lengkap Mohamad Rohman ini
kepada detikbandung.
Namun seiring berjalannya waktu, ejekan
tersebut terkikis sedikit demi sedikit bahkan menjadi bagian dari
identitas anak metal. Buktinya? Saat ini setiap pertunjukan band-band
metal, mayoritas menggunakan iket kepala, baik para pemain band-nya
maupun penonton.
"Sekarang pakai iket ini sudah menjadi identitas
anak metal, karena yang pakai iket ini tidak hanya di wilayah Jawa
Barat saja, tapi di provinsi dan kota-kota lain juga," ujar Man.
Tujuan
Man memakai fesyen tradsional sunda bukan hanya sekadar tampil beda
atau ingin menjadi trensetter. Dibalik selera musikya yang garang, Man
mencoba ikut andil dalam pelestarian budaya sunda yang kini sudah
semakin pudar di kalangan anak muda.
"Makanya saya buka kelas
aksara sunda bersama teman saya, terus karinding dan suka ada diskusi
budaya kecil-kecilan juga. Biar orang-orang tahum sunda itu bukan etnis
bukan geografis, tapi way of life, atau suatu ajaran tentang kehidupan,"
tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar