sponsor

Slider

Events

Zona Cadas

Interview

Album Review

Band Profile

Info Cadas

Cover Album

» » Ilustrator Indonesia Mulai Dilirik Band Metal Mancanegara

Illuminator School
Didin Krisnaendi (Penulis buku SUPER FX)
 ZONA CADAS SCENE - Dalam scene musik underground, sebuah band metal tidak bisa berdiri sendiri meskipun mereka menggunakan prinsip DIY (Do In  Yourself) . Seperti yang dikatakan oleh ilustrator artwork metal profesiaonal, hardcore dan punk asal Bandung Didin Krisnaendy alias Dinan Art yang biasa di sapa ketika di temui dalam pesta rilis buku Super FX Hajar Jalanan, Libas Rintangan , Sabtu (9/1), di Blackspot Café, Bandung. Mereka juga (Band;  Red) butuh pondasi lain yang tak kalah krusial, salah satunya seorang ilustrator atau artworker. Kita mesti sadar, di samping mengapresiasi musik mereka yang berkualitas, kita tidak mau memakai t-shirt atau merchandise band metal dengan artwork buruk.

Identitas sebuah band dengan genre apapun jelas tidak berhenti pada musikalisasi saja. Mereka juga membutuhkan logo, artwork pendukung untuk single, album ataupun EP serta merchandise. Ketika berbicara soal artwork dan logo band metal, mereka memiliki karakter khas yang membedakan dengan musik lain. Ilustrasi macam monster, zombie, hantu, tengkorak atau mahluk menyeramkan lainnya jadi sosok familiar yang sering kita temui. Mahluk-mahluk ini pula yang bakal kita temui pada karya-karya Dinan dalam buku Super FX, Hajar Jalanan, Libas Rintangan.

“Menjadi bagian dari komunitas metal dan ngasih kontribusi itu enggak sekadar harus main musik. Kita bisa ngasih kontribusi dari berbagai bidang, misal fotografer dan ilustrator,” cetus Dinan ketika acara  bedah buku. Sebagai ilustrator sekaligus musisi yang bergerak di scene musik keras khususnya metal, Dinan paham betul akan kebutuhan identitas setiap band metal dari musik sampai logo dan artwork. Geliatnya di scene musik metal sejak tahun 1990-an sudah memberikan banyak kontribusi untuk kawan-kawannya yang bergerak di scene ini.

zona cadas
Pameran Super FX
Kontribusi itu pun terus berlanjut dan melebar ketika Dinan mendirikan Illuminator School sejak 2009 lalu, komunitas yang mempelajari berbagai hal soal artwork band metal, mulai soft skill sampai hal teknikal. Yeah, Dinan bukan orang yang pelit ilmu. Ia juga tidak takut tertandingi dengan adanya keberadaan ilustrator lain yang mendapat ilmu dari Iluminator School ini. “Di sini kami tidak hanya belajar dan sharing soal artwork, kami juga ada obrolan soal patokan harga dan pembayarannya seperti apa,” cetus Dinan.

Meskipun terbiasa dengan kultur komunitas yang kadang minta bayaran dengan ‘harga teman’, Dinan juga jelas tidak mau kawan-kawan ilustrator terbodohi dan mendapatkan bayaran murah, apalagi ketika menyangkut pesanan dari luar negeri. Menurut Dinan, artwork dari para ilustrator band metal di Indonesia diminati oleh berbagai band metal dari luar negeri, khususnya Australia.

“Banyak yang lari ke ilustrator Indonesia, karena di luar sendiri cukup mahal. Ilustrasi di Indonesia kurang dihargai, kayak kasus yang cuma mau bayar pakai pulsa. Di luar banyak ilustrator lulusan sekolah seni, bahkan sampai S2. Makanya mereka mematok harga mahal,” tutur Dinan saat acara bedah buku bersama Idhar Resmadi.

Memang jika dibandingkan dengan harga ilustrator di luar, ilustrator Indonesia masih bisa terjangkau oleh band-band
metal asal Australia. Tapi, kalau bicara kualitas jangan ditanya. Menurut Dinan, karya ilustrator Indonesia tak kalah hebat. Selain soal karya dan bisnis, ada satu hal yang tidak dimiliki oleh negara lain: Indonesia punya komunitas ilustrasi metal. (OBOZS)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar: